Tentang Hujan dan Ketulusan

Baru saja kusadari
Ternyata sesuatu yang kujalani dengan penuh kepercayaan diri
Sesuatu yang kutahu benar hari demi hari
Hanyalah kekosongan dalam kebohongan yang menyakiti
Namun begitu tetap saja aku tak mau melepaskannya
Meski menyadari semakin lama, lukaku semakin menganga
Maafkan jika aku tak mampu jujur saja padamu
Terkadang kebohongan dapat menyelamatkan hatimu
Selalu aku tahu
Akulah yang telah membuatmu menderita
Hanya karena egoisnya cinta yang kupunya
Kini waktu yang menetap diantara kita
Sedikit demi sedikit telah beralih rupa
Kadang aku berharap kau takkan pernah menyadari perasaanku, selamanya
Tapi seringkali aku ingin kau tak sekedar melihatku
Aku ingin hanya untukku kau ada
Suatu hari ketika hujan tak mau berhenti
Dan mengabarkan dengan yakin bahwa kau tak kembali hari ini
Entah sejak kapan, aku mulai nyaman bicara pada hujan
Kumulai sekali lagi
Menelisik makna ketulusan yang kujanjikan untukmu
Pertanyaan yang sering menghantamku sangat sederhana
Bisakah aku bersikap tulus?
Sedangkan kau telah menutup hatimu
Bisakah aku bersikap tulus?
Saat yang dibutuhkan untuk menjagamu tak lain adalah pengorbanan
Tak pernah mudah untuk mencintai dengan ketakberdayaan
Tak pernah mudah untuk bertahan dengan cinta yang terpendam
Tak pernah mudah untuk menjadi aku
Bahkan hujan saja tak mampu memaparkan kesedihanku
Bilamana kenyataan mulai mengusik ke permukaan waktu
Apa yang ku inginkan dan kuharapkan
Selalu saja berakhir pada lorong-lorong panjang tanpa harapan
Yang kubisa hanya menjaga agar kau tetap bahagia
Seperti yang seseorang pinta
Sebagai jawaban, atas pertanyaan yang ia ajukan
Dan, bila kelak hujan telah berhenti
Kau tak harus kembali
Karena waktuku akan terus begini, hingga kau hadir disini
Membuka hati, sekali lagi...

Komentar

Postingan Populer