Sesuatu Yang Seperti Puzzle

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu dalam kediaman tanpa suara, sedangkan impian yang lama terlupakan mulai membuka kembali yang pernah ia tutup. Dalam kedamaian yang hampir berakhir, dalam lebatnya hutan yang tak tersentuh hiruk pikuk bisingnya dunia. Kita bisa berbagi kesunyian yang tak pernah kutemukan setelah kepergianmu untuk dunia yang tak ingin kau lihat. Rasa damai itu sudah begitu lama tertidur, meringkuk dalam keterasingan yang pekat.

Dulu aku hanya membayangkan dan kini tepat berada dihadapanku, masa depan tanpamu. Menjulang menghapuskan harapan yang pernah terbentang luas. Kau dan ketiadaanmu dalam dunia tanpa jati diri, aku tak ingin menghilang begitu saja. Melangkah mengitari roda nasib yang harus diresapi. Mengukur jejak langkah yang menyeret mimpi-mimpi menuju pemberhentian ketika segalanya mulai menemukan jawaban.

Berikan padaku segala yang ada didunia pun tetap tak dapat menghapus semua kegalauan ini. Keputusasaan dalam keramaian yang pekat, seperti lubang hitam yang bersiap menghisap segalanya masuk, rusak dalam kehampaan. Kehilangan jejakmu dalam kesunyian yang melekat erat sedang dunia tak dapat memberikan pengganti dirimu.

Akupun tak tahu, tak mengerti mengapa aku begitu menyukaimu. Semua, semua yang ada padamu. Seberat apapun kesalahan yang kau perlihatkan, sedalam apapun kekecewaan yang kau torehkan, aku seperti terpental kembali ketika waktu menghempasmu untuk tetap berada dihadapanku.

Andai kau tahu arti hadirmu. Andai kau tahu sedalam apa sunyi yang tertinggal dari bayanganmu. Mungkin kau tak akan menorehkan luka untuk menggarisi jarak diantara kita. Tak perlu kau begitu karena sedari dulu dunia dan lingkungan kita telah mengatakan padaku bahwa apa yang kita punya tak pernah sama. Mereka sudah menegaskan jarak yang membeku yang menghalang kita jauh sebelum kau gambarkan harapan di kanvas mimpiku.

Setiap kali angan membawaku jauh menembus harapan, menemukanmu dalam mimpi-mimpi sunyi. Seketika itu semua yang telah kubangun, hati yang terkunci rapat ini mulai meluruh. Hanya menyisakan keping tak berbentuk untuk menghalaumu. Ya, kau seperti bayang-bayang yang diberikan hujan ketika tak datang. Kau seperti embun yang ditinggalkan pagi dalam kegelapan. Kau seperti ketiadaan yang dihadiahkan malam bagi orang-orang yang kesepian. Kau dengan segala yang kau miliki, dengan semua hal yang kusukai.

Meski hati ini berkali-kali terhempas kemudian hilang bersama waktu yang memutar masa. Selalu, senyummu selalu bisa mengobati yang terluka, menyatukan yang terserak, mendekatkan yang memberi jarak antara kita.

Komentar

Postingan Populer