Sajak Hujan


ilalang yang beterbangan di atas kepalamu
senja itu
dan biarkan aku membuat sebuah padang pelangi dalam kepalaku
sebagai penghargaanku untuk keabadianmu dalam kenangan waktu

kesepian yang kurasakan kini menjadi pilu
akibat rindu dalam bejana yang tumpah ruah
mencintaimu tanpa batas
tanpa sentuhan
tanpa ucapan
tanpa keinginan
tanpa ingatan
hanya dengan cinta
yang senantiasa berkeliaran dalam kelebat setetes embun penebus dosa
mencairkan kenestapaan yang tersesat dalam kabut awan warna

aku rindu duduk bersamamu
menemuimu mengagumi hujan yang lama kita tunggu
mendengarkanmu bicara apapun yang kau mau
menyaksikan Rumi yang menari-nari karena tengah berbahagia dengan cintaNYA
menadahkan tangan pada rinai lembut yang membasahi semua pesan kita
kata-kata, rahasiaku yang disampaikan hujan dengan tenang kepadamu

pada beningnya matamu
pada sejuknya hatimu
pada lembutnya tuturmu
pada kesederhanaan pribadimu
aku telah jatuh cinta!

hingga tabah menciumi bau tanah
karena tak ingin lewatkan aromamu yang disebarkan hujan ke segala penjuru
aku tahu ia tak pernah mampu sampaikan semua pesanku
hingga menghentak-hentakkan rintiknya pada bumi yang mengandungmu
tapi aku tak marah, hanya kecewa
ternyata kurir yang kusayangi sama tak berdayanya karena begitu cinta padamu

biarkan aku terus menyusuri rekam jejakmu
karena aku belum lelah, belum mau lelah
aku tak ingin kalah
pada keringnya langitku tanpa ceritamu
pada redupnya matahariku tanpa salammu
pada debu buku tanpa sapuan tanganmu

biarkan aku terus menampung air mata rindu
dan menitipkannya pada Jibril ditengah malam
agar kau tahu
cintaku tak pernah hilang
meski hujan tak datang

Komentar

Postingan Populer