Distorsi
Kau, dengan segala detil kenanganmu
Yang seharusnya terlelap, menguap
Tiba-tiba kembali hadir
Tanpa suara
Tanpa pertanda
Keyakinan yang kuperjuangkan sejak semua sikapmu dan kenyataan menegaskan jarak yang membeku
Membawaku sekali lagi, membias pada kenangan yang terdistorsi
Bila matamu adalah cahaya
Bila senyummu adalah warna
Dalam kehidupan yang mengharap akan makna
Walau itu hanya titik semu dari mimpi yang ambigu, sejak semula
Bila aku telah terbangun
Dan berjalan dibawah langit tanpa cahaya
Meskipun aku selalu tahu
Harapan yang kau tunjukkan
Tawa yang kau perlihatkan
Hanya menyimpan pengertian tanpa kata
Tulisan yang menghilang dalam lembar kosong keheningan
Pada akhirnya, selalu yang tersisa
Tak lebih dari dilatasi rasa yang mengering, usang
Tertambat, tak bergerak, terjebak
Tak pernah berubah menjadi cerah, selamanya...
Yang seharusnya terlelap, menguap
Tiba-tiba kembali hadir
Tanpa suara
Tanpa pertanda
Keyakinan yang kuperjuangkan sejak semua sikapmu dan kenyataan menegaskan jarak yang membeku
Membawaku sekali lagi, membias pada kenangan yang terdistorsi
Bila matamu adalah cahaya
Bila senyummu adalah warna
Dalam kehidupan yang mengharap akan makna
Walau itu hanya titik semu dari mimpi yang ambigu, sejak semula
Bila aku telah terbangun
Dan berjalan dibawah langit tanpa cahaya
Meskipun aku selalu tahu
Harapan yang kau tunjukkan
Tawa yang kau perlihatkan
Hanya menyimpan pengertian tanpa kata
Tulisan yang menghilang dalam lembar kosong keheningan
Pada akhirnya, selalu yang tersisa
Tak lebih dari dilatasi rasa yang mengering, usang
Tertambat, tak bergerak, terjebak
Tak pernah berubah menjadi cerah, selamanya...
Komentar
Posting Komentar
Memberikan Komentater sama dengan menghargai karya ini ...