Sejak Kapan

Sejak kapan, aku bahkan tidak tahu. pikiran-pikiran ini semakin menggangguku, apa yang harusnya kulakukan. Mengapa sekarang jalan ini terlihat salah dan membingungkan. Ini benar-benar membuatku frustasi. Pertanyaan demi pertanyaan yang tak bisa kujawab, tidak juga setelah beratus-ratus hari menjalani kehidupan yang kupilih. Bukankah ini memang pilihanku, berada ditempat ini, menjalani hidup seperti ini, bertemu mereka, juga dirimu.

Kenapa rasanya sekarang sangat berat dan menjadi beban bagiku. Rasanya lelah sekali. Pikiranku terus sibuk dan bicara tanpa henti. Menggumam sendiri tentang berbagai hal, hanya agar pikiranku tidak kosong. Ekspresi apa yang harus kutampilkan, seperti mati rasa. Kali ini sulit sekali untuk tersenyum, walau sudah berkali-kali memaksakan diri. Aku benci harus memaksakan diri untuk tersenyum. Terus saja menghela nafas panjang, rasanya lelah sekali. Aku terus saja mengalihkan pikiranku. Duduk didepan komputer, menonton film atau mendengarkan musik. Apa saja agar perasaan tertekan ini bisa kuhilangkan. Aku ingin sekali menangis. Apakah aku sudah melakukan kesalahan?

Aku tidak terbiasa melakukan kesalahan. Apalagi jika berhubungan dengan diriku sendiri. Aku adalah jenis orang yang egois, benar-benar egois. Kupikir apa salahnya menjadi egois, hidup untuk diri sendiri dan kurang memiliki empati. Sejak kapan aku berpikir jalan ini salah, sejak kapan aku mulai meragukan pilihanku sendiri. Sejak kapan aku menjadi begitu frustasi. Sedikit demi sedikit, kegelisahan yang dulu tak begitu tampak sekarang menjeratku. Berat sekali dan aku lelah berlarian kesana kemari mencari sesuatu atau seseorang yang bisa mengurangi perasaan tidak nyaman ini.

Pada akhirnya aku hanya mengunci diri dikamar, menghabiskan waktu hingga berhari-hari tanpa tahu hendak melakukan apa. Berlaku seperti robot yang sudah diprogram, melakukan hal-hal yang sudah sering kulakukan, tanpa menyertakan perhatianku sama sekali. Aku baru tahu ternyata untuk menangis pun tidak mudah. Bagaimana caranya agar perasaan gelisah yang menggantungi hatiku ini dapat menghilang. Tidak adakah yang bisa memberitahuku apa jawabannya.

Mungkin aku hanya memerlukan seseorang untuk duduk disampingku, tanpa menilai dan menghakimi keputusanku. Tersenyum tanpa merendahkan ketakberdayaanku untuk menghadapi sesuatu yang aku tak tahu apa namanya. Seseorang yang mengusap kepalaku dan berkata “semuanya akan baik-baik saja”. Aku akan baik-baik saja. Seseorang yang memelukku dan berkata “kamu sudah berusaha dan melakukan yang terbaik, bagus sekali”.

Atau mungkin aku hanya memerlukan seseorang yang berdiri disana, dihadapanku dan tersenyum. Mungkin aku hanya memerlukanmu ada disana, berdiri ditempat yang bisa kulihat, ditempat dimana aku akan selalu bisa melihatmu tiap kali aku berpaling...

Sejak kapan aku menjadi mati rasa tiap kali kamu berlalu dihadapanku tanpa menoleh ataupun menyapa

Sejak kapan aku menjadi sangat marah tiap kali kamu tersenyum atau memegang tangan perempuan lain. Aku bahkan tak tahan melihatmu duduk berdua dengan sahabatmu sendiri

Sejak kapan senyummu mampu membuat hatiku terasa hangat, mampu membuatku menjadi orang yang bodoh dan melakukan hal-hal bodoh

Sejak kapan aku selalu mencari-cari keberadaanmu, tanpa sadar kecewa ketika kamu tak ada dan aku tak dapat melihatmu seharian

Rasanya seperti hujan yang disertai kilat dan petir, hatiku seketika menjadi abu-abu dan gelap

Sejak kapan, aku bahkan tak ingat. Aku telah begitu menyukaimu...

Komentar

Postingan Populer