Rindu, rindu siapa?
gurai-gurai kasar di meja tua
seperti menertawakan perempuan itu
kesana kemari sibuk menganggung rindu
yang terlalu letih dan tak pernah cukup
betapa cinta
hanya kata-kata yang absen makna
diantara gelombang rindu
yang tak tahu kapan harus labuh
lengan kokohmu itu
siapakah nanti yang akan ia rengkuh?
terseok-seok lalu terjatuh
benak perempuan itu sudah terlalu penuh
rindunya yang berdarah telah luruh
ditebas lengan dingin tak bersuluh
perempuan itu mencongkel matanya
memotong lengannya, menghelai rambutnya
"dimanakah?", ia berkata kepada sesiapa saja
yang lalu dan dengan segan bertanya
matanya tak lagi mampu membayang
lengannya tak lagi sampai menjengkal
terselip dimanakah rindunya yang
dengan tekun ia simpul dengan doa
kemudian mereka berseloroh
"rindumu tak kemana-mana. itu, lihatlah!"
terserak di selasar tangga
terberai di depan pintu rumahnya
rindu itu tak pernah ada yang menerima
karena tak tahu siapa pengirimnya
\ - y.
Komentar
Posting Komentar
Memberikan Komentater sama dengan menghargai karya ini ...