Sesuatu Untuk Masa Depan


Aku ingin melupakanmu, benar-benar melupakanmu. Sebab aku tidak mau jatuh cinta seorang diri. Memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi jika saja aku berusaha membuatmu tahu. Sementara kau sudah pergi kekolong langit yang amat jauh, ke sebuah tempat yang tidak kusukai.

Tapi aku juga tak ingin menyerah, sama sekali tidak. Meskipun harapan yang ingin kudengar itu tidak benar-benar ada. Ataupun kesempatan-kesempatan yang diberikan Tuhan telah terlewatkan. Karena aku masih begitu muda. Masih ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Termasuk tidak menyerah mengenai dirimu dan bertahan dengan hatiku.

Karena itu, walaupun kau tak tahu. Aku akan melakukan segala sesuatu yang dulu hanya hinggap dan beterbangan didalam kepalaku. Satu demi satu agar bisa membuatku bahagia dan menghargai setiap detil yang ku punya. Ya, aku pun akan baik-baik saja. Seperti semuanya telah terlupakan dan tergantikan bersamaan dengan waktu yang tak henti melaju.

Tak kupungkiri kau yang pertama, membuatku menangis tanpa sebab, kecewa, sedih, putus asa dan merasa tak berdaya. Tapi hidup selalu butuh yang seperti itu. Karena bila tak merasakannya sendiri, aku tak akan mengerti, tak bisa menghargai.

Empat, lima tahun atau sepuluh tahun kemudian, ketika mungkin saja kita akan bertemu lagi. Semoga aku bisa melihatmu dengan kelapangan hati dengan senyum yang lebih arif. Menjabat tanganmu, mengajakmu minum secangkir teh dan meluangkan waktu sekedar bertukar cerita dan membahas masa lalu, kesederhanaan yang indah.

Meskipun pada kenyataannya hatiku masih sama seperti pertama kali menjadi milikmu, dan perasaan itu tak berubah sama sekali. Hanya mungkin waktu-waktu sunyi yang kupergunakan untuk melupakanmu membuatnya menjadi tidak terlihat, tidak terdengar, tidak terasa. Karena mungkin saja keakraban membuatnya menjadi lebih baik daripada cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sebab mungkin saja memaafkan lebih baik daripada melupakan dengan semua luka yang belum tersembuhkan, memaafkan semua keadaan yang membuat kita tidak sejalan.

Dan untuk esok hari yang lebih baik, yang lebih indah dan cerah. Dengan semua kenangan yang bagaikan tetes-tetes embun di pagi hari, dingin menyejukkan jiwa, bening melembutkan hati. Akan selalu ada jalan untuk kembali, jika Tuhan telah gariskan bahwa ada sesuatu yang tertinggal jauh di masa lalu kita.

Komentar

Postingan Populer